SEJARAH PSHT
I. Sejarah Berdirinya PSHT Persaudaraan Setia Hati Terate
didirikan oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo alias Judodihardjo. Beliau lahir
pada tahun 1890 di Desa Pilangbango Kodya Madiun, beliau adalah salah
satu murid dari Ki Ngabehi Soerodiwiryo yang merupakan salah satu warga
Persaudaraan Setia Hati ( SH ). Pada tahun 1905 Ki Hajar Hardjo
Oetomo lulus sekolah Kls.II/HIS (SD) kemudian magang di SD Beteng
Madiun. Kemudian keluar dan pindah menjadi pegawai kereta api (ss)
sebagai Leering Reambte di Bondowoso ,Penarukan dan Tapen. Pada tahun
1906 menjadi mantra pasar Spoor Madiun. Empat bulan kemudian
ditempatkan di Desa Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan Madiun Sekitar
Tahun 1916 beliau bekerja di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun tapi tidak
lama bekerja beliau juga keluar. Kemudian pada tahun 1917 beliau
bekerja sebagai pegawai rumah Pengadilan Madiun.Pada tahun ini pula
beliau di terima bekerja di Stasiun Kereta Api Madiun sebagai pekerja
harian. Dengan semangat dan jiwa patrionalisme dan nasionalisme beliau
mendirikan perkumpulan Harta Jaya yang tujuan utamanya adalah
memberantas rentenir yang dilakukan oleh antek – antek penjajah.
Bersamaan dengan itu pula lahirlah VSTP (persatuan Pegawai Kereta Api )
dan Ki Hajar diangkat sebagai Hoofd Komisaris Belanda Madiun. Pada
tahun ini pula beliau belajar Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati
kepada Ki Ngabehi Soerodiwiryo. Pada tahun 1922 Ki Hajar Hardjo Oetomo
masuk Serikat Islam ( SI ) dan ditunjuk sebagai pengurus Selanjutnya
SI di jadikan sebagai wadah perjuangan untuk mengusir penjajah dari
persada nusantara untuk mencapai Indonesia Merdeka Oleh karena itu
Persaudaraan Setia Hati menurut pandangan dan tujuan Ki Harjar Hardjo
Oetomo adalah : Untuk menggalang persatuan dan kesatuan Bangsa
Indonesia Setia Hati khususnya Pencak Silat dapat dipergunakan
sebagai alat perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Namun hal itu
menurut Ki Ngabehi Soerodiwiryo, bahwasanya Persaudaraan Setia Hati
bukan merupakan wadah atau alat perjuangan bangsa melainkan Setia Hati
adalah perkumpulan Pencak Silat, yang mana anggotanya kebanyakan
terdiri dari orang – orang pribumi kaum ningrat atau bangsawan dan
bahkan pada saat itu Bangsa Belanda yang merupakan pekerja kereta api.
Sehingga dengan diterimanya orang – orang pekerja kereta api Bangsa
Belanda untuk ikut belajar Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati, menjadi
awal pertentangan antara Ki Hajar Hardjo Oetomo dengan Ki Ngabehi
Soerodiwiryo. Ki Ngabehi adalah: Bahwa ilmu Setia Hati tidak
membedakan Suku, Agama maupun Ras. Ki Hajar Harjdo Oetomo adalah :
Bahwa dengan masuknya / diterimanya Bangsa Belanda untuk belajar di
Setia Hati merupakan hal yang sangat riskan / berisiko tingga karena
dapat menjadi musuh dalam selimut, menurut beliau hal ini merupakan
suatu hal yang sangat prinsip bagi perjuangan bangsa karena Pencak
Silat Setia Hati khususnya merupakan salah satu alat perjuangan
mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia. Seiring dengan hal itu ki Hajar
Hardjo Oetomo sempat mengambil keputusan terakhir, dimana satu –
satunya jalan adalah mengundurkan diri dari Persaudaraan Setia Hati.
Kemudian beliau dengan berat hati mengajukan / ijin restu untuk
mendirikan perkumpulan Pencak Silat Setia Hati Muda ( SHM ) namun
permohonan tersebut oleh Ki Ngabehi Soerodiwiryo tidak dijawab sepatah
katapun. Walaupun tidak ada jawaban dari Ki Ngabehi Soerodiwiryo , Ki
Hajar Hardjo Oetomo tetap dengan pendiriannya yaitu mendirikan
Perkumpulan Pencak Silat SH Muda di Desa Pilangbango Madiun
Dikarenakan adanya latihan di Pilangbango Madiun oleh Ki Hajar Harjdo
Oetomo akhirnya SHM dicap SH Merah ( Komunis ) oleh Ki Ngabehi
Soerodiwiryo. Karena merasa dipolitisir sedemikian rupa dan untuk
menghindari hal – hal yang tidak diinginkan maka nama SHM dirubah
menjadi PSC ( Pencak Silat Club ) Namun umur PSC tidak panjang karena
dibubarkan oleh Belanda karana dianggap membahayakan mengingat ditempat
tersebut banyak pemuda – pemuda Indonesia digembleng dan dilatih
pencak silat, dan dikwatirkan hal tersebut akan digunakan untuk
melakukan tero – terror atau pemberontakan terhadap Belanda. Dengan
dibubarkan PSC oleh Belanda tidak menjadikan semangat perjuangan Ki
Hajar Hardjo Oetomo surut. Dengan siasat politik gerilyanya, Pencak
Silat Club diganti namanya Pemuda Sport Club. Hal tersebut merupakan
suatu bagian srtategi politik perjuangan dengan semata – mata untuk
mengelabuhi Belanda. Pada Tahun 1922 adalah merupakan tolak ukur atau
pokok awal berdirinya Persaudaraan Setia Hati Terate.
II. Kita sebagai warga / orang PSHT harus mengakui bahwa SH
yang didirikan oleh Ki Ageng Surowiryo adalah embrio dari PSHT.
Sedangkan Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT ) itu sendiri telah
berdiri pada tahun 1922 di Desa Pilangbango Madiun oleh Ki Hadjar
Hardjo Oetomo alias Judodiharjo, dan ajaran / ilmu yang ada di PSHT pun
pasti berbeda dengan SH yang didirikan oleh Ki Ageng Surowiryo,
Sehingga jika sampai saat ini masih ada warga PSHT yang masih berkiblat
pada SH / Lebih bangga dengan SH tidak pada PSHT, sepertinya kadar
kesetiaan pada Organisasi PSHT perlu untuk dipertanyakan. Apakah kita
akan lebih bangga dengan orang tua yang bukan kandung dibandingkan
dengan orang tua kandung kita sendiri ( PSHT ) ??. Sekarang marilah
kita tanyakan pada hati nurani yang paling dalam, sebenarnya kita warga
SETIA HATI atau warga Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT ) ??
Semoga sedikit tulisan ini dapat menjadi bahan renungan untuk kita
semua, Warga Persaudaran Setia Hati Terate. Semoga kutipan artikel
diatas dapat membedakan antara SH tanpa embel – embel dengan SH Terate.
Karena sudah dapat di pastikan sejarah dan perkembangan Persaudaraan
Setia Hati dan Persaudaraan Setia Hati Terate berbeda seiring
berjalannya waktu.
tanpa sh tidak akan ada psht
BalasHapusTanpa ada sang guru ki Ngabehi Soerodiwiryo tidak akan ada psht
BalasHapusApapun sejarahnya,yg penting qt tetep saodara yg bersumber dri ilmu yg sma..
BalasHapusKita tetap saudara
BalasHapus